
Selain menjadi objek wisata, Jembatan Golden Gate ternyata juga menjadi lokasi favorit warga Amerika Serikat (AS) untuk bunuh diri. Apalagi, jembatan ini dibangun di atas Samudera Pasifik sehingga ombak segera menyapu tubuh para pelaku sesaat setelah tercebur di bawahnya.
Tingginya angka bunuh diri itu membuat pemerintah kota San Fransisco merasa perlu bertindak. Salah satu caranya adalah dengan membangun jaring-jaring di bawah jembatan guna mencegah orang-orang melompat di atasnya.
Dilansir CNN.com, Minggu (16/4), pembangunan jaring-jaring ini menelan biaya Rp 2,8 triliun untuk membuat model, perencanaan dan pembangunan. Proyek dibiayai dilakukan secara urunan. Sangat mahal memang, tetapi tindakan pencegahan sudah tidak bisa ditawar-tawar.
Di mana pendanaan didapatkan dari Komisi Transportasi Metropolitan, Caltrans, Golden Gate Bridge, Distrik Transportasi dan Jalan Bebas Hambatan, lembaga kesehatan mental negara dan sumbangan pribadi.
Sejak dibangun pada 1937, sekitar 1.700 orang telah kehilangan nyawanya di sana. Melihat jumlah tersebut, sebuah kelompok mendedikasikan diri untuk menghentikan aksi bunuh diri dari jembatan itu. Proyek ini pun mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah setempat.
Saat ini, jembatan tersebut sudah terpasang jaring-jaring di sepanjang 2,7 kilometer dengan ketinggian 20 kaki di kedua sisi. Namun jaring itu masih bersifat sementara. Pengaman lebih modern akan dimulai pada 2018 dan diharapkan proses pembangunan selesai pada 2021 mendatang.
Jaring-jaring yang terpasang bukan sembarangan, tetapi terbuat dari stainless steel, tak terlalu mencolok tetapi sangat kuat untuk menyelamatkan nyawa.
Saat memotong pita dalam sebuah upacara pembukaan beberapa waktu lalu, Senator Dianne Feinstein menyebut 39 orang tewas usai melompat dari jembatan ikonik tersebut.
"Apa yang anda lakukan di sini sekarang, apa yang terjadi di Jembatan, apa yang dilakukan para pembayar pajak, akan berharap untuk menurunkan angka itu menjadi nol," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar